Seperti yang dilakukan oleh film Annie Hall beberapa waktu yang lalu,(500) Days of Summer dengan sangat baik menangkap sensibilitas dari sebuah romansa kontemporer. Rasanya sulit untuk membayangkan romantic comedy yang lebih menyenangkan, lebih jenaka, lebih baik dari segi akting, dan lebih inventif ketimbang film ini.
Yang membedakan (500) Days of Summer dari romantic comedy lainnya adalah kemampuannya untuk secara halus mengejek kebiasaan yang ada dan cerita menyentuh yang disajikan dengan sebuah cara yang inovatif dan menyejukkan bagai
semilir angin. Film ini juga secara unik menyajikan segmen dengan layar terbagi 2 (split screen), di mana satu screen menyajikan "realita" dan layar lainnya menghidangkan "ekspektasi".
Joseph Gordon-Levitt sangat bagus sebagai Tom, penulis kartu ucapan berusia 20-an yang mempunyai impian-impian artistik. Summer, yang menjadi judul film, tidak mengacu pada musim melainkan sebuah karakter yang menjadi obyek gairah Tom dan dimainkan dengan sangat baik oleh Zooey Deschanel. Tom dan Summer merupakan 2 pribadi yang berbeda terutama tentang cara pandang tentang cinta. Summer tidak percaya akan cinta sedang Tom selalu mencari "the one" dan percaya dia tidak akan bahagia sebelum menemukannya. Selama setahun lebih Tom tersiksa karena sikap Summer yang skeptikal ini.
Gordon-Levitt dan Deschanel sanggup menampilkan sosok pasangan yang menarik dan meyakinkan dengan chemistry yang sungguh kuat terjalin.
(500) Days of Summer adalah sebuah kisah "retak" yang disajikan menurut sudut pandang Tom. Sejak awal kita diperingatkan bahwa ini bukanlah sebuah love story. Adegan-adegannya bolak-balik dalam rentang waktu saat Tom dan Summer bersama, disampaikan dalam struktur yang bukan sekedar linear story telling. Sayang, penampilan pemeran pendukung tenggelam karena kegemilangan para pemeran utama.
Menawan, segar, dan lucu, (500) Days of Summer menghadapkan kita pada takdir, ketertarikan, gairah, hati yang patah, dan kegigihan akan sebuah harapan.
Minggu, 25 Maret 2012
vanilla sky
David Aames adalah seorang eksekutif muda yang mewarisi kekayaan dari orang tuanya yang tewas karena kecelakaan beberapa waktu lalu. Karena serba berkecukupan otomatis David hidup hanya dengan satu tujuan : bersenang-senang.
Di sebuah pesta, ia bertemu dengan seorang gadis cantik Sofia Serrano yang dikenalnya dari seorang teman yang langsung membuatnya mabuk kepayang. Padahal, saat itu David sendiri kerap berkencan dengan Julianna Gianni yang disebutnya sebagai 'teman'.
Begitu bertemu Sofia, David seolah disadarkan bahwa apa yang dirasakannya adalah cinta sejati dan sudah tentu membuatnya otomatis mulai menjauhi Julie. Hal itu sudah tentu membuat gadis itu tertanggu, apalagi Julie sadar kalau dirinya begitu mencintai David sampai menjadi posesif.
Saking cemburunya, Julie mengajak David ikut bersamanya dengan mobil, yang kemudian dipacu dengan kencang dan akhirnya menabrak sebuah pohon. Meski selamat, namun wajah David yang semula menjadi pujaan banyak wanita rusak berat sementara Julie sendiri dikabarkan tewas.
Hanya dalam waktu beberapa hari, keberuntungan David berubah total. Mendadak Sofia muncul dihadapannya dan mengaku telah jatuh cinta dengan pria itu, disusul oleh tim dokter yang menyampaikan kabar bahwa mereka mampu merekonstruksi wajah David hingga bisa kembali seperti semula.
Namun hidup David mulai berubah tanpa disadari, apalagi perasaan bersalahnya karena merasa telah memperlakukan Julie dengan buruk semakin kuat. Satu-satunya orang yang bisa diajak bertukar pikiran adalah seorang psikiatris Curtis McCabe. Ada apa dengan hidup David sebenarnya?
Bagi penggemar film drama, pastikan untuk tidak melewatkan film yang diadaptasi dari karya Alejandro Amenabar seorang sutradara Spanyol berjudul Abre los Ojos ini. Daya tarik utamanya sudah jelas : Tom Cruise yang ditemani oleh Cameron Diaz dan Penelope Cruz yang uniknya juga tampil di versi pertama.
memento
Terkisah Leonard—panggilan akrabnya Lenny—berkelainan ingatan. Tak saya sebut penyakit karena tak jelas diagnosisnya. Bukan amnesia. semacam tak punya ingatan jarak pendek, tak bisa mengingat peristiwa yang baru saja berlalu. Ia butuh mencatat supaya bisa ingat. Catatan adalah kompas baginya. Bisa dicatat di selembar kertas, sering pada sebuah lembar foto polaroid hasil jepretannya yang diberi keterangan, hingga berupa tato tubuh.
Lenny punya misi. Ia ingin membalas dendam kematian isteri cantiknya. Tak peduli ia masih ingat jelas atau tidak terhadap bukti-bukti yang berhasil ia kumpulkan, yang penting ia mau lakukan semua petunjuk berdasar hasil catatannya sendiri. Masalahnya apakah semua catatan bisa diandalkan sebagai pengganti memori yang unsurnya tak hanya memuat ihwal rasional melainkan juga emosional.
Dibintangi oleh Guy Pearce, karakter Lenny yang berbadan kurus padat dipenuhi tato tulisan/kalimat menjadi nampak kuat, robotik, dan pas sekali. Menurut saya, begitulah tindak-tanduk manusia jika tak bisa simpan banyak emosi. Asyiknya lagi, petualangan Lenny berkelindan. Banyak bumbu tanda tanya. Bahkan hampir tiap karakter baru yang muncul menyisakan misteri siapa gerangan dia, mau apa dia, dan kawan atau lawankah dia. Ujung-ujungnya bagaimana cerita sebenarnya atas semua hal ini?
Yang paling menarik dari Memento adalah gaya penceritaannya yang backwards seperti gaya moonwalk mundur ala Jacko. Satu adegan tersua, balik ke peristiwa sebelum adegan, mundur lagi ke kejadian sebelumnya, dan seterusnya. Ibarat baca buku dari halaman belakang ke depan, dari akhir ke awal. Saya tak terlalu bingung memahami plotnya meski dengan alur yang tak biasa. Namun perlu diketahui, ada lagi jebakan Nolan di sini. Interpretasi.
Untuk urusan interpretasi sampai-sampai saya berkonsultasi dengan teman yang penggemar Nolan. Nampaknya Nolan ingin memberi keleluasan kepada pemirsa filmnya tentang pilihan mana yang dipilih. Semua punya pertimbangan dan kadang jadi terasa sama-sama kuat. Bagi yang menginginkan kejelasan, penawaran Nolan yang interpretasi terbuka bisa menjadi pengganggu. Walau demikian, sajian serunya cukup mampu mengubur distorsi.
sumber http://aromahujansorehari.blogspot.com/2011/05/resensi-film-memento-2001.html
Lenny punya misi. Ia ingin membalas dendam kematian isteri cantiknya. Tak peduli ia masih ingat jelas atau tidak terhadap bukti-bukti yang berhasil ia kumpulkan, yang penting ia mau lakukan semua petunjuk berdasar hasil catatannya sendiri. Masalahnya apakah semua catatan bisa diandalkan sebagai pengganti memori yang unsurnya tak hanya memuat ihwal rasional melainkan juga emosional.
Dibintangi oleh Guy Pearce, karakter Lenny yang berbadan kurus padat dipenuhi tato tulisan/kalimat menjadi nampak kuat, robotik, dan pas sekali. Menurut saya, begitulah tindak-tanduk manusia jika tak bisa simpan banyak emosi. Asyiknya lagi, petualangan Lenny berkelindan. Banyak bumbu tanda tanya. Bahkan hampir tiap karakter baru yang muncul menyisakan misteri siapa gerangan dia, mau apa dia, dan kawan atau lawankah dia. Ujung-ujungnya bagaimana cerita sebenarnya atas semua hal ini?
Yang paling menarik dari Memento adalah gaya penceritaannya yang backwards seperti gaya moonwalk mundur ala Jacko. Satu adegan tersua, balik ke peristiwa sebelum adegan, mundur lagi ke kejadian sebelumnya, dan seterusnya. Ibarat baca buku dari halaman belakang ke depan, dari akhir ke awal. Saya tak terlalu bingung memahami plotnya meski dengan alur yang tak biasa. Namun perlu diketahui, ada lagi jebakan Nolan di sini. Interpretasi.
Untuk urusan interpretasi sampai-sampai saya berkonsultasi dengan teman yang penggemar Nolan. Nampaknya Nolan ingin memberi keleluasan kepada pemirsa filmnya tentang pilihan mana yang dipilih. Semua punya pertimbangan dan kadang jadi terasa sama-sama kuat. Bagi yang menginginkan kejelasan, penawaran Nolan yang interpretasi terbuka bisa menjadi pengganggu. Walau demikian, sajian serunya cukup mampu mengubur distorsi.
sumber http://aromahujansorehari.blogspot.com/2011/05/resensi-film-memento-2001.html
the prestige
Judul: The
Prestige
Pemain: Christian Bale, Hugh Jackman, Scarlett Johansson
Naskah: Christopher Priest (novel), Jonathan Nolan
Sutradara: Christopher Nolan
Pemain: Christian Bale, Hugh Jackman, Scarlett Johansson
Naskah: Christopher Priest (novel), Jonathan Nolan
Sutradara: Christopher Nolan
Film
yang disutradarai sutradara terkenal christoper Nolan ini bercerita mengenai 2
magician yang sangat ingin menjadi nomor 1,awalnya mereka berdua adalah
assisten dari pesulap yang biasa melakukan show di sebuah gedung. Tapi sebuah insiden terjadi dimana istri dari
Rupert angier (hugh jackman) meninggal di pertunjukan sulap, dikarenakan Alfred
borden (Christian bale) mencoba simpul baru untuk mengikat istri angier, tapi
kenyataan berkata lain, pertunjukan tersebut malah menjadi malapetaka. Istri angier
tewas didepan penonton karena tidak bisa keluar dari tangki air. Setelah kejadian
itu angier dan borden menjadi musuh.
Angier
dan borden saling menjegal dan mematahkan trick masing-masing. Sehingga mereka saling
membuat trick agar salah satu dari mereka tidak dapat mematahkan trick
tersebut. Akhirnya borden memunculkan trick the transported man, dimana borden
yang berdiri didepan pintu mulai
memantul mantulkan bola ke pintu samping, dan setelah bola dilempar borden
masuk kedalam dan keluar dari pintu sampingnya dengan timing yang pas.
Angier
pun penasaran dengan trick yang dibuat borden, akhirnya borden mencari-cari
trick lain, akhirnya dia bertemu dengan dokter tesla, seorang penemu yang
dimana dia membaca di diary borden. Setelah bertemu angier pun membuat sebuah
alat untuk trick the transported man.
Cerita
yang dimainkan disini sungguh sangat tidak bisa ditebak, dari mulai alur yang
sangat membingungkan, ending yang sungguh mencengang. Mungkin kelebihan dari
film ini adalah alur yang bisa membuat orang yang menonton harus benar-benar
memperhatikannya, mungkin ada sedikit bagian yang membuat ngantuk, tapi kalo
tidak diperhatikan malah akan bikin pusing, kekurangan dari film ini ya karena
cerita yang membuat bingung mungkin sebagian orang bilang film ini tidak
menarik.
Penilaian
dari saya, karena saya penggemar film twisted maka saya memberi nilai 8/10.
Label:
tugas
Senin, 19 Maret 2012
Trip to Jogjakarta
Pada tanggal 31 januari kemarin
saya beserta 4 teman saya melakukan perjalanan semi backpacker menuju Jogjakarta.
Padahal rencana itu Cuma direncanakan beberapa hari sebelum hari H, berhubung
kuliah juga libur karena jadwal ujian yang sangat jauh jadi rencana itu
langsung kita eksekusi, tsaaah.
Kita berangkat
kejogja naik kereta ekonomi, tiketnya pun kita beli H-1, untung saja masih ada
kursi kosong, jika tidak ya kita undur.hehe. kita berangkat pukul 20.00 wib
dari stasiun jatinegara, walaupun kereta mengalami sedikit delay tapi kalo
bersama teman2 delay tidak menjadi masalah karena kita bercanda terus sambil
menunggu kereta.
Kira-kira
pukul 20.30 wib kereta pun tiba. Kami langsung menuju nomor kursi yang tertera
di karcis. Singkat cerita pada jam 6 kita pun sampai di jogja, hal yang pertama
kali kita lakukan ketika sampai di jogja adalah beli tiket pulang, karena takut
kehabisan dan takut kehabisan uang.hehe. setelah tiket pulang sudah ditangan,
kita pun langsung mencari sarapan disekitar stasiun, setelah dapat tempat makan
yang murah dan nyaman kita langsung melahap rawon dan gudeg yang menjadi
makanan khas jogja.
Setelah
istirahat dan mengisi perut kita melanjutkan perjalanan untuk mencari
penginapan yang murah, setelah mencari sekitar 3 jam akhirnya kita dapat
penginapan yang murah, bersih, nyaman dan bapak yang punya penginapan itu
sangat baik. Nama penginapan itu Malioboro Homestay, gank masuk homestay ini
berada di dekat malioboro mall dan kantor DPD. Kami langsung check in selama 3
hari.
alun-alun selatan |
Sore harinya
merupakan hari pertama petualangan di
jogja, pertama-tama kita langsung menuju alun alun selatan, yang dimana disana
itu terdapat 2 pohon beringin besar yang berada di tengah alun alun dan
mitosnya jika kita dapat melewati ke 2 pohon tersebut dengan mata tertutup maka
keinginannya akan terwujud, tapi dari kami tidak ada yang bisa
melewatinya.hahahaha. pada malam harinya kita berjalan disepanjang jalan
malioboro, dan kita menyewa andong malam-malam untuk menikmati kota jogja
dimalam hari.
Hari kedua
dimulai siang hari, karena kita berlima tidak ada yang bisa bangun pagi hehe. Hari
kedua kita rencana pergi ke candi prambanan. Kami kesana menggunakan trans
jogja, angkutan umum yang mirip bus way. Tiket masuk ke candi prambanan menurut
kami sangat mahal yaitu Rp. 35.000,- per orang. Ya walaupun begitu kita sudah
terlanjur kesana, jadi ya kita nikmati saja pemandangan di candi prambanan yang
masih dalam tahap renovasi karena gempa yang melanda jogja dulu.
pantai baron |
Hari ketiga
kita berencana untuk mengujungi pantai, tapi pantai parangtritis dijogja
sepertinya sudah terlalu banyak yang kesana jadi kita rencana untuk melihat
keindahan pantai lain selain parangtritis, jadi kita bertanya pada bapak teguh
(bapak pemilik homestay), beliau menyarankan untuk melihat pantai baron. Ternyata
pantai baron itu merupakan salah satu
dari 6 pantai yang terdapat disana. Perjalan menuju pantai baron itu sangat
jauh, pertama-tama kita naik trans jogja menuju terminal, lalu kita naik bus
menuju wonosari. Setelah sampai di wonosari kita langsung ditawari bus untuk
menuju kesana. Setelah proses tawar menawar yang alot akhirnya kita mendapat
harga yang pas dan kita diantar menuju 3 pantai, pantai baron, pantai kukup,
dan pantai krakal. Ternyata perjalanan masih sangat panjang, dan kira-kira
setelah 2 jam perjalanan akhirnya kita sampai di pantai baron. Sungguh
pemandangan yang sangat menakjubkan, pasir putih bertebaran dimana-mana. Setelah
puas berfoto-foto dan bermain air, akhirnya kita pulang ke jogja dengan
perasaan yang sangat senang dan puas.
Hari keempat
dan hari terakhir perjalanan dijogja, kereta kami berangkat pada pukul 3 sore,
jadi pada pukul 10 kita bersiap-siap check out, tapi pak teguh malah menyuruh
kita menunggu dihomestaynya. Karena gak enak jadi pada pukul 12 kita keluar
homestay dan berjalan-jalan sebentar di malioboro. Jam menunjukan pukul 2, jadi
kita langung menuju stasiun dan menunggu kereta. Kereta ternyata tidak delay
dan kita pun langsung mencari kursi yang tertera di karcis. Yak perjalanan yang
menyenangkan bersama 4 teman “gila” saya. Walaupun backpacker tapi tidak
terlalu berasa haha. Ini
Label:
tugas
Langganan:
Postingan (Atom)